4 Cara Tetap Waras di Era Meroketnya Penyebaran Corona Kini – Halo, apa kamu sudah lihat berita akhir-akhir ini? Sudah baca-baca sharing teman-teman di Whatsapp Group? Atau, adakah orang terdekatmu yang terkena virus Corona?
Mengingat beberapa minggu lalu, saya merasa Corona bagai ‘tidak ada’. Bahkan saya sudah mulai malas memakai masker. Seolah-olah, di pikiran ada harapan, ‘Corona mungkin lama-lama akan hilang dengan sendirinya.’
Tapi, tidak begitu. Penyebaran Corona melambung meroket beberapa minggu kemudian. Tepatnya di awal Juni 2021. Rumah sakit tiba-tiba penuh sesak. Teman-teman yang rumahnya tinggal dekat Rumah Sakit selalu mendengar suara sirine ambulans tanda ada pasien Corona baru. Bahkan kabar orang meninggal rasanya selalu ada tiap hari.
Bagaimana caranya agar tetap berpikir positif dan tidak tersedot oleh muramnya suasana?
Penyebab Corona Indonesia Meroket
Rasanya sulit melihat silver lining atau hikmah dari semua berita duka yang berdatangan. Apalagi kalau kita tidak tinggal di tempat yang kondusif. Atau, tidak memiliki support system yang cukup.
Kalau ditilik kenapa virus Corona Indonesia bisa meroket penyebarannya, semua berasal dari ketidakdisiplinan. Beberapa negara yang juga awal penduduknya terkena Corona, sekarang sudah lebih bisa leluasa berkegiatan. Bagaimana dengan kita?
Yah, mungkin kamu yang baca ini juga tahu bagaimana bisa seperti ini. Lelah juga rasanya menunjuk siapa yang salah. Tapi yang juga jadi perhatian adalah semua tidak akan terjadi tanpa izin-Nya. Ada hal-hal yang diluar kendali kita. Dan itulah sepertinya yang membuat hati gelisah.
Walaupun di Pulau Jawa dan Bali telah diberlakukan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), kita pun tak lupa harus menjaga diri kita.
Cara Agar Tetap Waras Di Era Meroketnya Corona Indonesia
Kita perlu menyiapkan diri di masa seperti ini, agar tidak ‘menyerah’ dengan suasana. Berlarut-larut dengan pikiran gelisah dan muram tentu akhirnya akan berpengaruh ke sistem imun, sementara di masa seperti ini justru kita harus menyiapkan imun yang sehat.
Begini cara agar tetap berpikir positif di masa Covid 19 meroket, untuk kamu yang Alhamdulillah masih diberi kesehatan dan kesempatan membaca artikel ini:
Jauhi Stress
Terdengar sedikit aneh mungkin, tapi kita perlu menjauh sedikit dari media. Waktu saya masih sekolah, saya pernah membaca artikel di sebuah majalah gaya hidup tentang alasan kenapa manusia di perkotaan tidak bahagia. Salah satunya adalah mereka punya kecenderungan sering membaca berita kabar tidak baik. Itu belum masuk Corona, lho. Jadi seringnya kita membaca berita, mungkin tidak melulu soal Corona. Tapi berita kriminal atau hal lainnya bisa membuat mood down.
Sebaiknya kitapun mem-filter diri dari kecenderungan selalu membaca berita yang tidak bagus. Bukan menutup mata dari berita terbaru, tapi menjaga kesehatan mental kita.
Upayakan juga untuk tetap meluangkan hal-hal yang membuat pikiran kita rileks, pertama dengan menjauhi sumber stress. Disini kita bisa melakukan hobby yang bisa dilakukan di rumah, seperti blogging atau berkebun, arts and crafts dan sebagainya. Bisa juga melakukan self-care seperti perawatan diri atau sempatkan menelpon teman dan keluarga untuk mengobrol.
Berikhtiar Atau Berusaha
Sebisa mungkin menjaga tubuh agar memiliki imun yang sehat, diluar dari menjaga pikiran dari stress. Kita bisa terapkan usaha-usaha ini dari hal-hal yang mungkin sudah kita terapkan atau ketahui sebelumnya:
- Menerapkan Gaya Hidup Sehat : Tidur cukup, makan makanan bergizi, olahraga, dan sebagainya
- Keluar Rumah Jika Sangat Dibutuhkan: Keluar rumah dengan maksud mendesak, seperti membeli kebutuhan hari-hari. Pegawai kantoran agar work from home saja.
- Menerapkan Protokol kesehatan : Mencuci tangan, memakai masker keluar rumah (memakai masker seperti double masker kain dan masker bedah atau masker KN95), memakai face shield ke tempat ramai dan wajib pula memakai masker dan juga menjaga jarak.
- Obat-obatan dan Peralatan Kesehatan: Tak ada salahnya siapkan obat-obatan dan alat kesehatan jika diperlukan dalam keadaan mendesak. Bentuknya bisa pil, vaksin atau lainnya.
Lepaskan Hal-Hal Yang Tidak Bisa Dikendalikan
Daripada mengkhawatirkan hal-hal yang tidak bisa dikendalikan, fokus saja pada hal yang bisa kita kendalikan. Kita bisa mengatur pikiran kita lebih positif, berikhtiar sebisa kita agar tidak terkena virus, berdoa agar tidak kena sakit. Tapi yang penting, harus ada kesadaran bahwa memang ada hal-hal yang diluar jangkauan kita.
Hal-hal seperti terdeteksi positif Corona, habisnya kamar di Rumah Sakit, keadaan membaik/memburuk, diluar dari yang bisa kita kendalikan. Siapa yang mengendalikan? Yap, Yang Maha Kuasa. Poin ini bersambung ke poin berikutnya.
Tawakal
Berasal dari kata ‘tawakala’, Tawakal berarti menyerahkan, mempercayakan dan mewakilkan kepada Tuhan. Berpasrah diri kepada-Nya. Bahwa apapun yang terjadi melalui izin-Nya dan sudah yang terbaik terjadi menurut Ilahi.
Setiap sakit, tidak hanya Covid, adalah bentuk teguran dan insya Allah penggugur dosa. Jadi sebagai manusia, tugas kita adalah merenungi dan mengambil hikmah, belajar dan pasrah.
Penutup
Wajar jika merasa down dengan situasi dan kondisi Covid di Indonesia kini. Tapi jangan lengah, kita masih bisa melakukan beberapa hal seperti: Jauhi stress, berikhtiar (seperti menerapkan prokes dan gaya hidup sehat), tawakal dan melepaskan hal-hal yang tidak bisa dikendalikan.
Semoga artikel ini membantu. Apa kamu punya cara lain agar tetap stress-free di masa Covid sekarang?
Iya nih aku juga mulai menghindar konten sosmed tentang Corona. Mencoba mengalihkan pikiran saja dengan mengerjakan yang lain. Biar imun kuat, kalaupun kena tidak parah. Amin.
Teh tulisannya bagaikan pengobat kecemasanku. Aku sejak 2020 udah anxiety parah dan sekarang berobat ke psikiater. Alhamdulillah ikhtiar ini membantu juga walaupun belum 100% tenang. Yang aku setuju banget adalah jauhkan diri dari berita dan socmed yang cenderung negatif beritanya. Sudah sebulan lebih aku off dari IG dan ga nonton berita tv lagi. Sekarang banyakan nonton youtube, baca buku, main sama anak, nonton film, atau olahraga. Naikkan Produktifitas aja sih..
Aih bener bgt teh capek bgt rasanya buka twitter, IG, WA semua ttg corona. Untung masih ada tiktok yg mayan isinya menghibuur. Sama nnton drakor deh biar gak stress jg hahaa
Melepaskan hal-hal yang tidak bisa dikendalikan ini sering susah praktiknya. Tapi kalau kita berkarya dan mengurangi baca berita, lumayan bisa mengurangi pikiran yang bikin stress memang. Termasuk ini kenapa aku memilih lebih banyak menulis daripada berselancar di situs berita.
Bertubi-tubi ya berita di media sosial ini tentang covid. Berita duka-cita juga.
Tapi tetap harus berkegiatan kitanya. Makasih artikelnya. Setuju, harus tawakal kita teh…
Hampa banget rasanya, rasa duka tak terbendung manakala dpt kabar kalo kakak ipar saya meninggal setelah bertarung lawan covid
pastinya banyaaakkk bgt berita yg bikin hati tdk nyaman.
semogaaa kita semua sehat jiwa raga ya
bermohon pd Allah, agar pandemi ini segera berakhir.
Dan kalau aku nih mbak berusaha ga termakan berita hoaks ya. Kalau menonton berita tetap bagiku nomor satu tapi ga terlalu dipikir berlebih karena justru nambah stress, hihihi. Semoga sehat selalu ya mbak
Saya termasuk salah satu alumni covid mbak, dan kunci kesembuhan itu berasal dari diri sendiri dan tentunya atas kehendak Allah juga ya. Saya juga melipir kemarin dari medsos saat sedang isolasi, karena berita2 yang beredar membuat ciut nyali, jadi lebih baik positif thingking dan terus berdoa.
Aku udah lama meninggalkan sosmed dan berita. Sekarang berita covid malah sudah masuk ke WAG, di mana-mana sering mendengar pada terpapar atau bahkan saudaranya ada yang meninggal, termasuk juga saudaraku. Bukannya menutup mata dan telinga ya, sesekali aku masih menengok berita dan medsos, tapi tidak seintens seperti sebelum kasus covid melonjak tinggi.
Hai mbak! Perkenalkan saya Natih, kita satu komunitas di Blogger Hub ^^
mengatasi stress akibat pandemi Covid-19 saya biasanya lebih memilih baca banyak buku tentang self improvement seperti Filosofi Teras dan Ikigai. Kalau ngikutin berita-berita di sosmed malah bikin kita tambah pusing
huhuhu.
Semakin aku tidak tahu, semakin aku merasa buta dan malah jadi panik. Jadi sebaliknya dr orang2 yg menjauhi informasi, aku malah lebih banyak cari tahu dan lebih tenang dgn mengetahui siapa “musuh” kita.
Tfs ya artikelnya, sangat menenangkan 🙂
tawakal itu satu kata pamungkas yang perlu banyak praktiknya Mbak ANdin, jujur aku sempat sulit medapatkan kewarasan itu saat terinfeksi virus itu. huhu
Saya tu was-was banget tiap suami harus wfo. Kerjanya di sektor kritikal jadi nggak bisa wfh, supaya tetap waras ya bismillah ingetin setiap hari buat jangan banyak kumpul-kumpul dulu kalo di kantor, tetap jaga jarak, makan dibekelin biar bisa makan sendiri di ruangan, pake masker kn95/kf94 selalu. Abis pulang kerja langsung mandi. Haha. Cerewet bener yak..
Kalau saya pastinya ikhtiar buat stay at home terus sama anak, biarpun kadang suka kasihan liat anak pengen main di luar kan ya.. Bismillah semangat sehat terus aja deh..
Kiat ini patut dipraktikkan. Tapi alhamdulillah, Daerah kami boleh dikatakan aman. Masyarakat tak lagi peduli dengan prokes. Selamat sore,
Yes bener banget, ada banyak cara agar tetap jaga kewarasan saat pandemi yang entah kapan akan berakhir. Aku sudah jarang pantengin sosmed lama-lama, kalau ada yang dicari langsung ke TKP apalagi banyak berita Hoax yang belum tentu benar dan bikin kita makin stres…menjalani hobi bisa jadi solusi juga ya.
Sedikit banyak aku tuh terpengaruh juga dengan berita-berita sedih tentang covid ya.
Sebisa mungkin sih engga buka-buka media sosial. Belum lagi berita-berita hoax, jadi nambahin pikiran juga sih, kalau engga pinter-pinter menyaring.
Ya begitulah, gak kemana-mana tapi butuh, pas kemana-mana si anak juga pake masker lebih sering di dagu. Engap katanya, gak di ajak rewel teuing nyaaaa.
Saling jaga, saling mengingatkan, bawa masker cadangan di tas, bawa handsanitizer sendiri walau sudah banyak tempat-tempat yang memyediakan secara gratis.
Ternyata beneran ngefek banget imun tuh sama apa yang kita yakini.
Kaya akhir-akhir ini merebaknya virus sudah semakin banyak menelan korban, akhirnya badankuy ikutan lemeess rasanya,
Semoga kita semua diberi kemudahan dan kesehatan selalu yaa..
Disiplin dan tetap dirumahaja dulu.
Setuju dengan ketidakdisiplinan sebagai salah satu alasan kenapa kasus Corona meningkat. Memang susah sekali untuk tidak stress, tapi mencoba meminimalisir perasaan agar tidak terlalu cemas. Memang ada baiknya juga mengurangi akses informasi dan membaca berita di luaran sana.
berita berita tentang covid kadang memang bikin stres ya mbak
apalagi berita hoaks, sangat bahaya klo kita g bisa memilah
Hati hati sama berita jaman sekarang y bun bikin kita kena mental bikin bingung mana yg benar asal ikhtiar tawakal insyaalloh sembuh y bun
Emang gak mudah menjaga kewarasan selama masa pandemi seperti sekarang ini ya mba. Aku sendiri pernah ngalamin overwhelmed banget denger berita duka di mana-mana. Tapi ya .. gimanapun juga, kita harus tetap hidup waras dan sehat. Jadi tetep semangat menjalani semua.
Pingback: Biar Plong, Ini Hal Yang Bisa Dipelajari Dari Ramadhan 2020
Pingback: Cara Menyimpan Bahan Makanan Selama Karantina #DiRumahAja