Ngomongin Fenomena Warna Basic di Dunia

warna-basic-apa-saja.jpg

Ngomongin Fenomena Warna Basic di Dunia – Di suatu waktu saya menemukan sebuah video yang menyatakan bahwa semakin lama dunia semakin berwarna monokrom. Monokrom di sini maksudnya warna dunia didominasi oleh warna-warna basic seperti hitam, putih dan abu-abu.

Menurut video itu, alasan kenapa segala sesuatu sekarang berwarna monokrom atau warnanya cuma hitam-putih-abu-abu itu karena perusahaan-perusahaan besar membuat logo atau branding dengan warna basic agar bisa lebih menjangkau banyak orang. Begitupun dengan orang-orang, lebih suka memilih memakai baju dengan warna serupa.

Biasanya warna-warna basic seperti ini itu biasanya menggambarkan sesuatu yang serius atau formal. Misalnya seperti perkantoran atau corporate. Warna hitam sendiri kan umumnya menggambarkan karakter orang yang cool atau bisa juga suasana duka.

Nah di video tersebut mengatakan bahwa dunia membutuhkan lebih banyak warna. Bahwa kita harus lebih banyak menggunakan banyak warna. Benarkah demikian? Menurut saya begini…

Pemilihan Warna Pribadi Dari Saya

Sejujurnya saya ini tipe orang yang penyuka banyak warna. Makin ramai dan kaya palet warna saya semakin tertarik. Contohnya aja saya ingat waktu saya remaja saya nyaris ingin membeli baju berwarna orange campur kuning krem. Lalu saya sempat suka sekali sama brand jam tangan yang warnanya macam-macam sekali tapi harganya cukup mahal. 

Saya tuh tipe orang yang suka deh dengan sesuatu yang colorful. Seperti yang dikatakan di video itu bahwa kalau melihat warna-warna yang menarik itu bisa membuat orang rileks dan merasa bahagia. Terlebih lagi waktu saya masuk jurusan desain, saya bahagia banget dalam mengaduk dan memilih warna di mata kuliah tertentu.

Sebenarnya kalau melihat fenomena ini saya sendiri sih sebagai konsumen kadang memang lebih aman memilih warna basic. Kenapa karena warna basic itu masuk dipadukan ke berbagai warna gitu. Misalnya saya memilih baju atau gamis berwarna hitam atau mungkin abu-abu ya ini karena saya lebih mudah untuk memadu-madankan baju ini dengan aksesoris lain. Misalnya seperti kerudung, sepatu, tas. Jadi atas dasar lebih mudah aja dalam mix and match.

Sementara ya sekarang saya juga kalau memilih barang untuk dibeli untuk barang-barang yang bukan saya kenakan, misalnya sprei atau mungkin alat dapur, kadang-kadang saya sengaja memilih warna favorit yang cerah. Warna favorit saya cenderung biasanya berwarna kehijauan seperti tosca atau hijau yang pucat gitu atau biasanya berbau-bau dusty pink. Kenapa soalnya ya biar saya lebih mood aja dalam menggunakannya itu lebih senang dalam beraktivitas memakai barang itu. 

Sebenarnya saya juga suka memakai berbagai macam warna ya asal warna itu tidak terlalu mencolok. Ini lebih karena saya juga pribadinya itu nggak suka terlalu jadi pusat perhatian. Dan juga di agama yang saya anut itu nggak baik juga buat wanita untuk terlalu menampakan diri terlalu ingin jadi pusat perhatian. 

Dalam pemilihan warna baju yang dipakai, saya membuka diri dalam segala opsi. Cuma nggak suka aja seperti warna merah cabe atau misalnya apa orange stabilo gitu, nggak suka. Lebih nyaman warna Bumi atau earthy tone. Tapi saya nggak pernah terlalu pengennya tuh satu warna itu aja. Bukan tipe yang perfeksionis atau kaku penyuka 1 warna. Cuma nggak sadar aja kalau ternyata saya punya koleksi baju beberapa yang warnanya itu lagi, itu lagi. Misalnya yang warnanya hijau atau warnanya krem. Nggak ngeh aja kalau memilih warna yang mirip.

Ada banyak pilihan warna di dunia, tinggal pilih sesuai kebutuhan

Sementara misalnya untuk memilih barang-barang yang ada di rumah atau dekorasi rumah saya sih lebih suka warna-warna yang basic aja atau kalaupun berwarna tuh nggak begitu mencolok. Lagi-lagi alasannya karena lebih mudah dalam memasang atau memadu-madankan dengan warna barang lain.

Beda sih kalau misalnya budget-nya banyak mungkin warna-warni nggak masalah karena bisa diganti lagi dengan mudah. Kalau saya sendiri sih lebih suka kepraktisan dan warna-warna yang cenderung tidak membuat mata saya gampang lelah atau bosan. Karena kalau dekorasi rumah kan bakal dilihat setiap hari dan setiap menit lah. 

Tentang Fenomena Warna Basic

Menurut saya wajar kalau banyak perusahaan ingin menjangkau banyak pelanggan dengan memilih warna basic untuk branding. Cuma menurut saya agak aneh juga kalau perusahaan besar memilih cara seperti ini berarti mereka nggak segmented ya dalam target pasar. Produknya jadinya membidik terlalu wide/luas aja pasarnya. Itu sih pendapat saya aja ya sebagai pengamat, konsumen dan pernah belajar sedikit-sedikit tentang branding

Menurut saya sebagai customer atau sebagai orang awam tentunya lebih mudah sih buat saya untuk mengingat perusahaan atau merek dari warna. Ya sebut saja merk fast food yang berinisial M dan khas warnanya merah dan kuning. 

Dalam berbagai topik atau bidang kayaknya nggak cocok sih untuk warnanya hanya memakai warna basic. Misalnya aja seperti keberagaman budaya itu di Indonesia. Atau menggambarkan macam-macam rempah dan menu masakan. Atau misalkan mau menggambarkan visual wisata menarik. Akan kurang menggugah untuk orang yang melihatnya sih kalau warnanya ya itu itu aja atau warnanya pucat gitu. 

Menurut saya opini dari video di atas ini juga nggak bisa disamaratakan ke seluruh dunia atau ke seluruh aplikasi. Karena dalam bidang pariwisata dan budaya itu kayaknya susah sih untuk cuma memakai warna-warna basic. Misalnya ada iklan tentang saham, pas atau tidak jika memakai color grading super colorful

Kalau misalnya nih kamu seorang Lifestyle blogger masa iya kamu bakal memakai foto dengan warna-warna basic untuk membuat featured image tentang kuliner yang eksotis atau tempat yang fun dan exciting. Kayaknya akan kurang menarik buat pembaca ya. Itu sih menurut saya.

Jenis sepertinya penggunaan warna basic ini juga tergantung dengan bidang yang ditentukan atau bidang yang sekiranya pas aja

Lagi pulang memang kepribadian orang sekarang berbeda-beda. Ada yang sukanya memakai warna itu itu aja seperti warna basic dan ada yang suka memakai warna cerah dan sebagainya. Semua juga balik lagi sih ke karakter dan kebutuhan orang masing-masing. 

Kan nggak mungkin juga kalau orangnya memang misterius atau introvert atau kalem lalu dipaksa memakai warna-warna yang colorful dan mencolok. 

Kesimpulan

Fenomena warna basic di dunia memang bisa dimaklumi terjadi. Tapi dalam pengaplikasiannya sih semua tergantung karakter orangnya masing-masing. Saya sih setuju aja kalau dunia yang mewarna memang lebih menarik tapi lebih dalam lagi ya harus tahu kebutuhannya untuk apa. 

Menurut kamu sendiri, bagaimana dengan fenomena warna dasar ini? Apa kamu setuju atau tidak?


3 thoughts on “Ngomongin Fenomena Warna Basic di Dunia”

  1. Kalau menurutku sih, seorang desainer tuh biasanya memang malah suka hanya menggunakan baju “cewek mamba”
    karena biar desain atau karya mereka jauh lebih menonjol dibanding personal di baliknya

    nah kalau lifestyle blogger, kepribadiannya yang menonjol memang personality juga .. bingung mendeskripsikannya
    soalnya aku basicnya cewek mamba ha ha

  2. Untuk warna memang Semua kembali pada individu masing-masing ya mbak,
    saya pun begitu, saya lebih suka menggunakan pakaian yang lebih berwarna basic atau apabila selain itu pun warnanya yang dipilih itu warna gelap, selain lebih netral juga warna basic bisa dengan dimudah dipadukan dengan warna yang lainnya

  3. Uhum pas banget lagi pake gamis warna abu-abu gelap nih, Kak. Padahal biasanya suka warna jreng kayak pink, ungu muda, jingga. Yaa karena gamis ini dibeliin hehehee.

    Wh tapi bener kalo barang2 yang dijual sekarang rata2 pake warna basic, misalnya laptop warna abu-abu atau hitam. Mungkin kalo barangnya berupa gadget cenderung gini ya warnanya?

    Jadi style kakak ini cewek bumi ya? Keliatan introvert sepertinya.

    Daku cewek kue BTW.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!
Scroll to Top