Padahal sudah lama saya tahu cerita ini, tapi masih ingat aja. Pernah teman saya cerita, waktu itu dia pulang kampung setelah ambil cuti dari bekerja merantau di Jakarta.
Ibunya yang senang anaknya pulang bertanya, “Kamu mau dimasakin apa?”
Dia jawab, “Telur Ceplok.”
Hah? Telur Ceplok?
*****
Saya suka mikir, jangan-jangan anak saya yang masih 3 tahun ini nanti bakal seperti teman saya. Karena dia cuma doyan telur ceplok dan nasi. Ga pake kecap, ga pake embel-embel lain. Selain taburan garam aja. Udah.
Jangan kira saya nggak berusaha cobain makanan lain ke dia. Meski awalnya dia mau makanan lain (tapi jarang yang dia bahkan mau coba), gak lama pasti dia rekues pengen telur ceplok lagi.
Menurut teman memang nggak usahlah tanya dia mau makan apa, langsung saja buat dan suapi. Kalau dia nurut Alhamdulillah, tapi kalau ngambek ga mau makan, saya yang udah lumayan x-tra buatkan makanan itu khusus untuk dia jadi rada kezel. Mungkin saya harus lebih plong aja.
Baca Juga: Biar Awet, Begini Cara Menyimpan Bahan Makanan Selama Karantina #DiRumahAja
Saya masih suka sok budeg aja kalau dia bilang ga mau sayur (selain wortel), sedikit-sedikit saya masukkan dalam sesuap sendok nasi jadi dia tidak sadar. Dibuatkan homemade nugget saja dia suka menolak, akhirnya saya cuek saja buatkan dulu.
Pun bukannya saya tidak merasa diuntungkan, karena gampang banget kan memasak telur ceplok. Cuma butuh penggorengan dan minyak goreng yang panas, ceplok telur dan taburi garam. Kalau kelamaan dingin, sudah tidak lagi segar dan malah nggak enak, jadi kenyal digigit.
Benar, saya akui saya menikmati ringkasnya keinginan anak saya ini. Memang membantu saya efektif memasak. Cuma sampai sekarang saya suka mikirin, apa salah ya saya ikuti kemauan anak saya ini melulu? Kurangkah gizinya? Karena, penolakannya dan kemauannya yang keras itu tantangan buat saya.
Ternyata saya menemukan sedikit kelegaan setelah mendengarkan pakar gizi yang bilang yang penting anak nggak makan processed food yang sudah dikalengkan dan gula-gulaan yang tidak sehat dikonsumsi (Maaf, saya nggak menemukan sumbernya, dicari hilang). Jadi menurut pakar itu, seenggaknya telur ceplok itu segar dikonsumsi dan alami.
Telur ayam sendiri memiliki banyak kandungan gizi: ada protein, lemak, fosfor, vitamin A sampai vitamin B.
Mirip dengan ASI yang merupakan makanan terlengkap bagi bayi, telur merupakan sebuah tempat di mana embrio mengalami pertumbuhan menjadi seekor hewan kecil. Oleh karena itu, telur mengandung zat-zat gizi yang cukup lengkap dan dalam jumlah banyak.
DOKTERSEHAT.COM
Jadi saya rasa, telor ceplok nggak jelek kok untuk dikonsumsi. Efeknya aja yang ditakutkan, jika terlalu banyak dikonsumsi akan meningkatkan kolesterol. Maka saya selalu berusaha imbangi dengan sayur-sayuran dan buah-buahan.
Tiap orang memiliki efek yang berbeda-beda pula mengkonsumsi telur. Seperti saya, jika terlalu banyak akan menimbulkan reaksi gatal pada kulit. Untuk itu saya berusaha nggak sering-sering makan telur.
Mungkin ini memang lagi fasenya anak saya cinta banget sama telur ceplok. Untuk sementara ini agenda saya masih selalu menyisipkan makanan lain ke piring makannya. Bagaimanapun reaksi dia, lagi mau coba apa ngga. Mungkin suatu hari dia akan dengan sukarela mengesampingkan telur dengan menu lain.
Bagaimana dengan ibu-ibu? Ada pengalaman yang sama dengan saya? Share pendapatnya ya.
Referensi: https://doktersehat.com/gizi-berbagai-telur/
Buku-Buku yang Dibaca Tahun 2024 - Saat tulisan ini naik, 2024 sudah menuju akhir. Setelah…
Foto Hitam Putih dan Keseruannya - Untuk tantangan blogging Mamah Gajah Ngeblog terakhir tahun 2024…
Menggunakan Mind Mapping untuk Mencari Ide - Beberapa bulan ini saya dan si kecil menerapkan…
Tips Menentukan Nama Blog - Apakah kamu mau bikin blog tapi bingung mau menamakannya apa?…
Kumpul-Kumpul Ibu-Ibu Blogger MGN di Depok - Sejak menulis best times kumpul-kumpul sebagai blogger, sebenarnya…
Review Film Budi Pekerti (2023) - Ada sebuah fase di hidup saya saat pindah haluan…
This website uses cookies.
View Comments
Telur ceplok memang praktis dan bergizi, sih. Tapi tetap kita perlu terus berusaha untuk bisa menyajikan menu yang variatif, ya
Benar, mba. Alhamdulillah anakku udah suka (lagi) sama tempe nih
Dari ketiga anak saya, hanya anak kedua saya yang memang mengurangi makan telur mbak (padahal penginnya gak apa² kalau makan telur) tapi ternyata anak saya alergi makan telur. Tapi informasi ini memberikan angin segar bagi saya mbak. Ya tepat, daripada makan yang kaleng²an dan gula²an mending makan telur
Saya juga alergi nih. Sesekali nggak apa-apa sih. Alhamdulillah, iya mbak lebih bergizi daripada makanan-makanan olahan kalengan
Telor ceplok sama garam plus nasi anget itu sesuatu yang sempurna lho. Jadi laper ngebayangin makanan bergizi ini. Tapi memang tetap harus konsumsi sayur dan buah. Harus juga protein hewani lainnya.
Iya mbak, memang kalau telor ceplok lezat banget kalau hangat dari penggorengan, kalau dingin jadi mirip karet. Itu dia, Alhamdulillah masih doyan buah jeruk dan sayur wortel
Telur ceplok itu emang andalan banget kalo bingung mau makan apa tapi pengen yang cepet. Kalau saya suka yg tengahnya masih lumer, sungguh menggoda iman eh selera maksudnya..
Oh telur ceplok setengah matang memang punya daya tarik sendiri ya. Betul, ringkas dan enak
Telur ceplok tabur bawang, irisan rawit dan kecap favorit suami
Oh ya, hmmm kayanya enak juga ya
Samma ama anakku dulu pas SD. Bedanya, anakku maunya dadar dan bawang goreng. Hehe... gitu tiap hari. Tapi engga lama kok. SMP malah makan melulu...
Mungkin memang fasenya aja ya mbak
Anak saya juga sukanya telur ceplok. Lha wong ibunya juga suka makan telur. Jadi kalo lagi pengin praktis ya saya bikinin telur ceplok aja. Kebetulan dia enggak mau telur dadar.
Wuahahah...lucu ya...its okeh mbak kalau memang sukanya begitu...apalagi kalau dikecapin ya..makin syedep...semoga ntar udah gedean anaknya mau tambah menu lain ya...
telor ceplok dan nasi anget adalah makanan penyelamat dikala kelaparan. bener kan? smp ada tutorialnya di youtube. coba akali cemil buah2an dan sayur rebus mbak, kurangi cemilan yang mengandung gula. semangaaat
Saya juga suka banget telur ceplok dari kecil, JARANG BANGET makan sayur karena ga suka. Tapi alhamdulillaah saya tumbuh dengan baik
Saya denger telur rebus lebih sehat, mungkin bisa coba ditawarkan ke anaknya, bun.
Tapi lebih penting lagi memang diimbangi dengan sayur dan buah.