Tentang Menjadi Ibu Kreatif, Ini Alasan dan Tips Kembali Kreatif – Sudah bukan rahasia lagi kalau tanggung jawab Ibu ada segambreng. Sederet tugas di rumah, anak dan pasangan menjadi perhatian. Untuk itu kadang Ibu lupa bahwa Ibu juga memiliki hobby dan interest. Bukan, bukan cuma nonton serial tv atau streaming. Tapi kesenangan berupa aktivitas atau keterampilan.
Namun bejibunnya kesibukan Ibu, kadang jadi lupa atau ‘hilang sinyal’ dengan memiliki kesenangan ini. Energi telah terkuras mengurus orang lain kecuali dirinya sendiri. Lalu si Ibupun merasa kangen dengan masa-masa memiliki waktu sendiri dan bisa berkreasi. Ibupun bingung, ‘mulai darimana ya???’.
Tahun 2020 saya kembali blogging, disitu saya reconnect dengan diri sendiri yang gemar merawat dan menulis di blog. Disitu saya akui, saya mengambil kesempatan dan menyempatkan agar dapat melakukan hobby saya ini. Saya mengesampingkan pikiran negatif, “Nggak ada waktu.” Ternyata saya bisa sampai ke sini hari ini. Insya Allah hal ini menular juga ke mamah-mamah alumni yang berkumpul di Mamah Gajah Ngeblog.
Bagaimana caranya memulai keterampilan dan hobby Ibu lagi, khusus untuk Ibu yang ingin menemukan dirinya kembali melalui kesenangannya? Kesenangan yang berupa keterampilan dan skill. Pertama-tama, kita telusuri dulu kenapa Ibu harus kreatif, diluar dari berkreasi dan berketerampilan:
Manfaat Ibu Kreatif
Bahagia
Ibu butuh berkreasi agar bisa membahagiakan diri sendiri, tidak melulu membahagiakan orang sekitar. Memang sudah menjadi tanggung jawab Ibu untuk mengurus keluarga dan rumah. Namun sebelum melaksanakan segala tanggung jawab, Ibu perlu berpikir jernih dan tidak dalam kepenatan. Berkreasi membuat Ibu memiliki ruang untuk diri sendiri, mengekspresikan diri, lebih bersemangat dan otomatis menjadi lebih bahagia.
Kebahagiaan ini akan memancar juga ke dalam pengurusan hal lain, termasuk mengurus rumah dan anggota keluarga. So, dukunglah Ibu berkreasi karena Ibu dapat mengurus segala sesuatu dengan lebih happy.
Hubungan Dengan Orang Lain Lebih Sehat
Ini saya rasakan sendiri. Ketika saya kembali berkreasi, otomatis saya telah berekspresi dan self-fulfilled. Sehingga ketika berhubungan atau berinteraksi dengan orang lain, menjadi lebih senang dan sehat. Diripun menjadi lebih berenergi, sehingga mungkin terlihat lebih menarik dan approachable untuk orang lain.
Life Skill Ketika Kepepet
Hidup tidak melulu harmonis dan serba ada. Dalam kondisi keterbatasan atau kepepet, otak kreatif dapat menyelamatkan keadaan. Pentingnya Ibu menjadi kreatif dapat membuat sekeluarga terpenuhi kebutuhannya. Kreativitas Ibu kadang menjadi andalan dalam situasi sulit.
Contohnya, ketika di dalam kulkas cuma ada bahan masak seadanya sementara belum ada uang belanja. Bagaimana Ibu mencari solusi agar sekeluarga tetap makan dengan bahan yang ada? Disinilah kreativitas maju.
Dapat Menjadi Peluang Bisnis
Sudah bukan rahasia lagi, kreasi Ibu dapat menjadi income tambahan untuk keluarga. Apapun itu bentuknya, bisa dari menjahit, menulis, melukis, dan sebagainya, hal itu bisa menjadi pendapatan tambahan. Kreasi ibu pun bisa dikerjakan dari rumah tanpa meninggalkan rumah dan keluarga.
Cara Agar Ibu Kembali Reconnect Dengan Inner Creativity
Mengambil Jeda
Nah, saya akui untuk hal ini kadang agak sesuai sikon. Nggak mungkin juga ya sebagai Ibu kita tanpa jeda dalam keseharian. Minimal masih bisa mandi dan makan. Saya rasa Tuhan tidak sekejam itu terus-terusan memberi kita chaos. Walaupun mungkin situasi sedang hectic atau padat, pintar-pintarnya kita untuk mengambil jeda. Karena kalau overwork, otak kitapun ‘panas’. Jadi ambillah jeda dan bernapas sejenak. Mungkin bisa dengan melakukan ibadah, berolahraga santai seperti yoga atau simply rebahan dan menatap langit-langit kamar. Bengong itupun berguna, lho buat yang kebiasaan sibuk.
Refreshing
Lakukan kesenangan atau hal-hal sederhana yang yang mengangkat mood kita. Tak perlu mewah atau bombastis. Seperti menyeruput kopi, makan cake, menonton film, membaca buku, mendengarkan podcast yang seru atau lainnya. Ada anak yang masih ngintilin kita? Do it with them! Nyanyi bersama, bercanda, foto-foto, main ke taman sama anak atau apa saja.
Memotivasi Diri
Mungkin ada self-doubt atau keraguan dalam diri kita yang menghalangi diri untuk melakukan sesuatu? Mungkin kita merasa bahwa melakukan keterampilan butuh banyak energi dan waktu, sementara waktu luang yang kita miliki sedikit. Jika yang ingin kita lakukan kita percaya memiliki pengaruh positif untuk diri dan bahkan untuk keluarga, tidak perlu ragu. Kenyataannya mungkin tidak seburuk yang kita pikir. Ingat, melakukannya mungkin kita akan menemukan diri kembali. Atau bisa menjadi pribadi yang lebih fulfilled atau bahagia.
Meniru Atau Anggap Diri Menjadi Anak Kecil Lagi
Masih clueless harus mulai darimana? Mau melukis tapi takut dibilang jelek, atau mau menulis tapi ngeri tidak bagus. Untuk berkarya, kita bisa memulai dengan meniru (tapi bukan plagiat ya) karya lain yang kita sukai (dan bukan untuk dipublikasikan atau dianggap total karya sendiri). Karena kadang dengan meniru, kita bisa mengikuti jejak setelahnya dan menemukan karakter sendiri. Kita pun bisa menutup telinga dari segala ‘kritik’ dan memulai dari awal bagai anak kecil lagi. Kalau jelek, tak apa karena we have nothing to lose. Anggap saja kita kembali menjadi anak kecil.
Jadwalkan Waktu Kreatif
Karena Ibu memiliki banyak kesibukan, sempatkanlah untuk menjadi kreatif dalam sehari. Misalnya 30 menit saja. Tentu Ibu yang tahu waktu yang pas kapan dalam sehari untuk menjadwalkan waktu ini. Juga apa sebaiknya yang dapat dikesampingkan/diprioritaskan dulu agar jadwal berkreasi dapat dilaksanakan.
Koordinasikan dengan orang rumah jika bisa. Dengan sengaja menjadwalkan waktu untuk berkreasi, kita akan berterima kasih pada diri sendiri karena sengaja melowongkan waktu.
Mencoba Sesuatu Yang Baru/Di Luar Kebiasaan
Sesuatu yang rutin mungkin jadi hal yang begitu menjemukan untuk pikiran, khususnya ketika menjadi Ibu yang berpotensi punya rutinitas sama setiap hari. Cobalah sekali-kali untuk menjadi spontan dan melakukan hal yang diluar kebiasaan. Ini mungkin bisa membuat mental block menghilang. Mungkin mencoba memasak menu baru, mencoba rute pulang ke rumah yang baru, mendatangi tempat baru atau apapun yang juga membuat kita bersemangat.
Adanya variasi dalam keseharian bisa menambah warna baru dalam hari. Ada elemen kejutan yang mungkin dibutuhkan diri yang jenuh dan bosan.
Kesimpulan
Kembali menjadi kreatif bukan hal yang tidak mungkin. Ibu, sebenarnya pilihan tetap ke diri sendiri. Mau pasrah dijejali kesibukan setiap hari atau menyempatkan diri untuk berkreasi demi kesehatan mental diri? Semua pasti ada jalannya, dan insya Allah tidak sesulit yang kita pikirkan. Melakukan kreativitas dapat termasuk menjadi me-time Ibu dalam batasannya.
Semoga ada jalan agar Ibu bisa menjadi kreatif dan berkreasi lagi ya. Dan semoga tulisan ini bermanfaat 🙂 Ada pendapat atau masukan positif untuk artikel ini, silahkan ditulis di kolom komentar.
Suka banget tulisan ini Andina, aku juga baru-baru ini mulai “memaksakan” ada me time dll untuk berkreasi dan melakukan apa yang disuka. Sebelum ini (2021) karena merasa bersalah ama anak aku bener-bener hanya fokus ama anak dan kerja, ga bagus ya, bener lho happy mom itu happy family.
Tetap semangat ya kita Andina, Selamat Hari Ibu internasional 🙂
Komplit poin2-nya teh! Mengaktualisasi diri memang penting banget. Nggak cuma ibu rumah tangga, tapi ibu yang berkarir di luar rumah juga. Biar tidak terjebak dalam rutinitas dan menjaga ibu tetap waras… Berlaku buat bapak-bapak juga kayaknya ya!?…
Setujuuuu dengan semua poin-poinnya. Aku ga pernah merasa diri kreatif, tapi ternyata aku punya banyak hobi hehehe. Dan ketika berhasil membuat suatu karya dari hobi, rasanya emang bikin bahagia!
Seperti halnya panduan di pesawat, kita diminta memasang pernapasan untuk diri sendiri baru membantu anak ketika tekanan kabin berkurang, demikian juga kita perlu membahagiakan diri sendiri juga supaya bisa membahagiakan anak dan suami. Semua orang perlu memperhatikan kebahagiaannya lebih dulu sebelum berusaha membahagiakan orang lain.
Sangat bagus tips tipsnya kak terima kasih sudah share
Setuju Mbak, kreativitas untuk terus belajar dan berkembang emang perlu diasah terus meskipun ibu rumah tangga banyak berkutat sama urusan rumah tangga. Tapi justru yang saya rasakan itu sebagai ibu rumah tangga saya bebas memilih hal apa yang mau saya pelajari, bisa gonta ganti kalau bosan lalu balik lagi. Hehe. Meskipun nggak melulu berujung cuan, tapi rasanya puas aja kalau bisa terus mengasah kreativitas..
Saya salut sih sama para Ibu, sehari-harinya aja udah kreatif banget mengurus rumah tangga, mulai darai budgeting, bikin menu, mengatasi anak rewel, jadi tiada hari tanpa kreativitas sebenernya. Tapi kalau seperti yang di atas, tingkat kreativitasnya udah naik lagi, semoga tetap semangat menggali kemampuan dirinya
Aku orang yang kreatif, tapi semenjak jadi ibu rasanya udah gak ada waktu untuk itu. 24 jam rasanya nggak cukup. Jadinya terpaksa yang diprioritaskan adalah kegiatan yang menghasilkan cuan. Tapi baru-baru ini saja ketika anak-anak sudah mulai besar, aku juga mulai maksain diri untuk ‘bisa kreatif’ saat menemani anak-anak belajar di rumah. Yaa.. mau gak mau ya harus improvisasi, hehe..
Sejak diberi tahu mengenai pomodoro timer, aku perlahan melatih fokus menggunakan metode tersebut. Belum begitu konsisten, tapi mengusahakan setiap waktu di setiap hari ada waktu luang untuk diri sendiri melakukan hal yang aku suka, tanpa diganggu siapapun.
Alhamdulillah, anak-anak sudah mulai memiliki privacy masing-masing,
Salut banget sama ibu, walaupun melakukan banyak hal dari pagi sampai ke pagi lagi setiap harinya tp tetap semangat. Aapalagi kalau udah ada anak-anak, pasti udh gak tidur..
Setuju banget tuh, dari apa yang dilakukan diatas setiap hari kalau dicari peluang nya banyak banget.. Ada yang jadi youtube, suka masak, yang kalau digali lagi kreatifnya bisa jadi banyak hal dan berpeluang menghasilkan penghasilan tambahan dan tentu tambah bahagia kanm