Ngomongin Kuliah Jurusan Desain Komunikasi Visual ITB. Adakah yang kepo dengan jurusan Desain di ITB? Atau, sudah tahukah di ITB ada juga jurusan desainnya?
Saya suka bahas soal foto dan desain di blog ini, namun agar bisa kenal lebih dalam dan agar yang tidak tahu menjadi tahu, saya mau bahas latar belakang sekolah saya dulu.
Jadi si ibu beranak satu ini yang sehari-hari kelihatannya ngurus rumah dan keluarga, nyambi blogging, ternyata dulu pernah menimba ilmu di jurusan desain di kampus gajah. Tepatnya, saya ambil jurusan desain komunikasi visual, yang lebih akrab dikenal sebagai desain grafis.
Saya satu diantara dua ratus mahasiswa yang keterima di FSRD ITB di angkatan 2002. Tahun itu, FSRD ITB memutuskan menambahkan kuota angkatannya. Sepertinya karena begitu banyak peminatnya.
Ada ribuan peminat tiap tahunnya. Ada pula yang berkali-kali mencoba ujian masuk, namun batas mencoba masuk terbatas 3 kali saja. Jadi sudah bukan hal yang aneh jika teman-teman seangkatan mencoba ujian masuk lebih dari sekali.
Mungkin masih ada yang bingung, apa sih desain komunikasi visual itu? Ilmu desain sendiri terbagi-bagi lagi, ia memiliki beberapa cabang sesuai kebutuhannya.
Sebelumnya kita harus tahu kalau di fakultas seni rupa dan desain ITB, terbagi lagi menjadi lima jurusan:
Disini sudah agak terlihat ya apa yang akan dipelajari di tiap jurusan (kalau masih bingung boleh ditanyakan). Namun lengkapnya definisi DKV itu seperti ini:
Desain Komunikasi Visual (DKV) adalah cabang ilmu desain yang mempelajari konsep komunikasi dan ungkapan kreatif, teknik dan media dengan memanfaatkan elemen-elemen visual ataupun rupa untuk menyampaikan pesan untuk tujuan tertentu (tujuan informasi ataupun tujuan persuasi yaitu mempengaruhi perilaku.
Dilihat dari latar belakangnya, DKV hadir karena adanya kebutuhan manusia mempromosikan produk atau informasi ke khalayak umum. Jadi, dia bukan seni yang murni seperti seni lukis dan seni lain. Namun dia memiliki target audience.
Ketika saya SMA, desain grafis lagi trend. Waktu itu ibu saya menyodorkan artikel tentang dunia desain grafis, dari majalah langganan yang ia baca. Disitu tertulis betapa menjanjikannya dunia desain grafis dan betapa industri membutuhkan jasa desainer grafis.
Saya yang sedikit-sedikit bisa gambar ini nurut sama ibu aja. Belajar sedikit soal software grafis saat SMA dan ikut les ujian masuknya di kursus bimbingan Bintang Merah di bilangan Jakarta Selatan. Alhamdulillah, lolos…
Ternyata, karena trend ini membuat jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV) jadi favorit di antara calon mahasiswa. Bahkan setelah bertukar cerita sama teman-teman seangkatan, banyak yang nggak PD mencantumkan DKV jadi jurusan yang diinginkan karena tahu banyak peminatnya.
Oalah, saya yang polos dan ke-PD-an ini malah lolos masuk DKV. Saya rasa ini berkat doa orangtua saya juga, Masya Allah.
Namun kabarnya penyeleksi mahasiswa FSRD ITB ini punya ‘ilmu’ tentang karakter mahasiswa dari style gambar ujian masuknya. Sampai sekarang sih saya nggak ngerti banget darimananya. Kalau saya boleh nebak mungkin anak DKV gambarnya mudah dimengerti.
Nggak mungkin karena ke-manga-manga-an (karena komikus adalah salah satu profesi yang bisa dilakukan lulusan anak DKV), karena ada anak jurusan lain yang lebih jago gambar manga.
Jurusan Fakultas Seni Rupa dan Desain nggak sama dengan jurusan lain. Ketebak dari namanya, akar ilmunya pun berbeda. Tidak bertumpu pada teori, tapi lebih kepada skill dan… bakat?
Saya tuh agak ragu menyebut bakat, karena kadang ada yang gambarnya kelihatan amburadul, tapi secara konsep bisa ‘edan’ nggak kepikiran. Namun, ya memang harus bisa gambar. Gambarnya jelek apa bagus itu terkadang subjektivitas, alias tergantung si penilai.
Baca Juga: Nggak Usah Bingung, Begini Cara Membuat Logo Dengan Canva Dengan Gratis
Nggak hanya bisa gambar, tapi lulus ujian masuknya. Karena secara ilmu berbeda, ujian masuknya pun berbeda. Ujian-ujian yang diberikan diantaranya tes bahasa dan psikologi. Tapi yang berbeda dan unggul adalah ujian gambarnya.
Dulu saya ikutan kursus ujian masuknya, untuk mengerti lebih lanjut soal ujian gambarnya. Kursus ujian masuknya 3 bulan aja dan setahu saya hanya available di Jakarta dan Bandung. (Tolong koreksi jika saya salah)
Selain dari ujian masuknya, persyaratan yang agak berbeda masuk fakultas ini adalah keterangan tidak buta warna dari dokter. Selain itu sih, persyaratan yang dibutuhkan standar aja.
Sebelum masuk ke jurusan DKV, di tahun pertama semua anak dari seluruh jurusan di fakultas masih dalam satu kelas. Mahasiswa tahun pertama ini dinamakan anak TPB (Tahap Persiapan Bersama), dimana mahasiswa dibina dan mengadaptasikan tata cara belajar di perguruan tinggi.
Di tahun ini, masih belajar dasar-dasar seni dan desain, belajar menggambar bentuk, belajar menggambar teknik, belajar nirmana. Ada mata kuliah umum seperti mata kuliah agama, juga olahraga. Jadinya, mahasiswa baru masih wara-wiri ke dalam kampus ITB, ke gedung Oktagon dan sampai main-main ke Sabuga tempat olahraga.
Selain belajar, saat itu kita juga ada ospeknya ya. Selain dari ospek penerimaan di awal tahun ajaran yang berbarengan dengan fakultas-fakultas lain, ospek fakultas berjalan setahun. Biasanya tiap weekend ada event dan kita harus buat properti atau hadir. Acara besarnya sih setiap kelulusan mahasiswa FSRD, anak-anak TPB harus persiapkan arak-arakan penyambutan yang puncak performanya diadakan di kolam Indonesia Tenggelam.
Capek, nggak? Iya banget. Ospek dibarengi oleh tugas-tugas yang cukup banyak. Tapi kalau diingat lagi seru, karena nggak akan terulang lagi.
Nah di tahun kedua, baru deh mulai jurusan DKV-nya. Sekelas ada empat puluhan orang (waktu angkatan saya ya tahun 2002, masuk kelas DKV 2003). Belajarnya masih mencakup semua ilmu DKV, seperti membuat logo, poster, ilustrasi buku, fotografi, tipografi dan lain-lain.
Usai tahun kedua, di tahun ketiga mahasiswa DKV memilih penjurusan lagi sesuai minatnya:
Waktu itu saya minat ke dunia broadcast jadi saya memilih penjurusan multimedia. Di kelas multimedia, kita belajar media visual yang bergerak seperti animasi, web desain, dan lain-lain.
Baca Juga: Seru, Cerita Mengikuti 3 Kelas Foto di Bulan Juli
Kuliah kerjaannya nonton? Iya, di kelas-kelas seperti animasi dan multimedia sering kita diberikan tontonan agar memperkaya referensi. Tentu ada juga prakteknya, misalnya syuting menggunakan kamera dan memproduksi animasi sendiri.
Lalu, di tahun keempat, mahasiswa fokus ke tugas akhir. Mahasiswa berkutat umumnya hanya pada dosen pembimbing. Di penghujung tahun, mahasiswa menjalani sidang tugas akhir.
Kuliah disini berat, biar aku aja, hihihi. Menurut saya, masuk jurusan ini memang fun dari segi bidang kreatifnya. Tapi kalau nggak ada dedikasi dan niat tinggi, alias iseng-iseng aja, ngga usah.
Ketika terpilih masuk jurusan ini, persaingannya tinggi ya jadi sudah mengalahkan banyak orang. Jadi sayang kalau setengah hati. Mengerjakan tanpa niat pun akan terbaca dari tugas yang dikerjakan. Tugas pun selalu ada.
Di tingkat satu dan dua, tugas sedang banyak-banyaknya. Teman perjuanganmu adalah kertas, pensil, penggaris, cat poster, hang out-nya di tempat percetakan, toko stationery dan toko kebutuhan menggambar.
Di jurusan ini juga nggak pernah diharuskan bisa menggunakan software ini-itu, tapi lebih ke output alias hasil akhir tugasmu secara keseluruhan dari visual dan konsep. Ya, jadi menang-menangan konsep.
Sangat wajar jurusan ini banyak peminatnya, karena cakupan profesinya yang luas, bidang pekerjaan yang menarik dan banyak dibutuhkan di lapangan. Perusahaan umumnya membutuhkan tenaga kreatif agar produknya dapat dipasarkan dengan baik, apalagi ada demand kebutuhan visual yang menarik di jaman ini.
Profesi ini semuanya bisa dijalankan sebagai pekerja lepas (freelance) maupun menjadi karyawan perusahahaan. Nggak melulu juga perusahaannya bergerak di bidang kreatif, karena bidang pemasaran di tiap bidang selalu membutuhkan tenaga kreatif.
********
Begitulah seluk-beluk mengambil kuliah jurusan Desain Komunikasi Visual di ITB. Perlu dicatat ini berdasarkan pengalaman saya di angkatan 2002 hingga lulus.
Menarik, nggak? Hingga kini, lulusan DKV amat dibutuhkan. Bahkan lulusan jurusan lain pun bisa aja secara otodidak mempelajari ilmu-ilmunya. Semua balik lagi di lapangan, siapa yang tekun dan bekerja keras insya Allah akan berhasil.
Segitu aja sharing-nya. Share opininya ya 🙂 Atau bagikan artikel ini jika dirasa bermanfaat
Referensi:
https://usm.itb.ac.id/Prodi/174.htm
https://medium.com/@fajarfd/kenapa-di-itb-perlu-ada-tpb-8dc1aa3078ad
https://www.renesia.com/10-peluang-atau-prospek-kerja-desain-komunikasi-visual/
Pengalaman Resign dan Jadi Freelancer, Transisi yang Tak Mudah - Ngga kerasa sudah 11 tahun…
Photo of the Day : Si Kecil yang Sibuk Memotret Alam - Sudah agak lama…
Bicara Habit Membuat To-Do List Harian - Kalau kamu seorang Ibu, mungkin sudah familiar dengan…
Photo of The Day : Di Balik Layar Badge MGN Tahunan 2024 Photo of The…
Nulis Apa Tahun 2025? Usai membuat e-book 2024 dan blogging, saya jadi menarik kesimpulan bahwa…
Pengalaman Unik dan Berkesan Saat Jepret Foto - Tadinya saya menulis ini demi memenuhi tantangan…
This website uses cookies.
View Comments
Wow wow, jurusan keren yang mmbutuhkan jiwa art yg tinggi nih. hehe~ Tak heren jika blog Sunglowmama ini juga kece masya Alloh. Ulasan seperti sgt pnting dibaca jg oleh anak muda sebelum memutuskan terjun di bidang ini. Nuhun ulasannya Mb ^^
Sama-sama mbak, Alhamdulillah
Wow harus beneran yang kreaatif ya kalo masuk ke jurusan ini. Kalo saya udah nyerah duluan kalo disuruh ngedesain, wkwkw.
Wah keren Mbak, sy malah enggak pernah kepikiran kuliah desain, tahunya ilmu eksak jadilah skrg seperti ini. Semoga ilmunya manfaat, barokah dan dpt membangun peradaban dunia, sukses terus ya Mbak.
Mba Yustrini : semua orang pasti punya keahlian sendiri, mbak juga pasti ada
Mba Salbiah: aamiin, salah satunya bisa sharing wawasan di blog ini mbak. terima kasih
aaa termyata pernah kuliah desain grafis tah mbak, ih keren. aku tu dr dulu penasaran banget gimana kuliah ambil jurusan desain grafis gini. hihi
padahal mah jiwa seniku rendah banget, apalagi gambar menggambar gini. bisa sedikit2 desain grafis juga belajar sampai mual mbak, wkwkwk
Alhamdulillah jika kekepoannya terjawab :) ya itu namanya perbedaan minat, wajar mba
Terlihat dr blog nya...dliatnya adem banget. Minimalis n sangat memanjakan mata.
Mkasih sharingnya
Sungguh menarik
Saya selalu salut ma anak seni
Bagiku mereka orang yang sangat kreatifff.
Apalagi anak ITB jelass kerenn
makasih ya mbak :)
Kuliah desain bikin banyak kreativitas yang dilahirkan ya mbak. Semoga keilmuan yang pernah didapat bisa bermanfaat banyak untuk orang lain. SemangatCiee selalu untuk sharingnya
aamiin makasih mbak
Banyak ya profesi dari alumni Desain Komunikasi Visual. Palagi zaman now zamannya apa² dengan visualisasi, seperti prospektif dan menjanjikan banget nih masuk jurusan DKV
betul, memang profesinya menjanjikan. saingannya juga banyak, nggak dari lulusan DKV saja
Halo kak
Ada beberapa temen ku yg kuliah di DKV dan udah lulus
Kebetulan kemarin sempat bantuin mereka bikin naskah untuk pembuatan film sebagai tugas akhir dan skipsi mereka
Jurusannya keren banget. Sayangnya kok nggak ada meteri tentang pembuatan naskah cerita ya? atau naskah film gitu. Karena sayang aja kalau belajar visual tanpa belajar pengolahan narasi. Atau mungkin di ITB udah ada?
sepertinya di fakultas FSRD khusus visual. kalau narasi jatuh masuknya ke perfilman, setahu saya ada di IKJ
Salut sama mba yang lulus dari sini. Saya punya banyak teman di FSRD Univ Trisakti. Liat tugasnya banyak dan so art banget heu. Dan beberapa ada yang menjadi asdos dan dosen.
thank you, mba :)
Ini jurusan yang saat ini banyak dicari. Bahkan sekarang banyak yang ambil kursus desain grafis. Saya aja pengin bisa.
iya betul. untuk belajar selalu bisa, mbak
Saya juga berpikir kalau jurusan DKV ini keren banget lho. Apalagi di ITB. Cuma, karena emang gak ada bakat dan gak tekun berlatih, tentunya saya gak berani donk ambil jurusan ini. Tapi sekarang malah lagi seneng belajar deain-desain gitu.
Iya, belajar desain memang menyenangkan mba :)