Mengembalikan Mood Blogging – Butuh waktu untuk saya kembali mendapatkan energi ngeblog lagi. Kalau disimak ke belakang, cukup besar mental load yang mengisi kepala saya. Jadi untuk memikirkan ngeblog saja tuh rasanya agak jauh.
Hingga akhirnya saya berusaha mencari kembali yang bisa mengembalikan mood ngeblog saya. Bagaimanapun saya punya 3 blog dan 1 website komunitas yang diurus. Untuk menutup diri dari ngeblog rasanya sayang. Karena saya telah menyediakan media dari blog untuk berekspresi dan membagikan apa saja yang saya ingin bagikan.
Kira-kira 1 bulan lalu, salah satu blog saya ada yang ‘utak-atik’. Seseorang menyusup dan menyisipkan link berbahaya yang berisi usaha phishing. Akibatnya, blog saya itu diblokir dari peredaran. Saya bingung kenapa bisa kejadian, karena saya lagi sangat jarang membuka dan mengurus blog itu. Mana mungkin juga saya yang lagi sibuk tinggi sempat-sempatnya ngeblog sambil menyisip link berbahaya.
Alhamdulillah, pihak hosting membantu. Mereka turun tangan membenahi dan menghilangkan link phishing itu. Namun bagian support memberikan pesan ke saya agar saya ‘memberikan perhatian’ ke blog saya. Ya ampun, entah sih dia sadar atau nggak. Tapi memang saya lagi ‘menelantarkan’ blog itu.
Ternyata, meskipun pelan-pelan kesibukan saya mereda dan saya kembali ke rutinitas biasa, mood ngeblog itu belum datang.
Jujur saya merasa puzzled atau bingung dengan motivasi ngeblog saya yang sempat hilang. Sampai saya merasa, mungkin ada sisi kenarsisan atau kebutuhan validasi dari diri saya yang sudah lebih tua ini yang sudah hilang, dibandingkan waktu umur 30an tahun.
Ya, saya berkesimpulan kalau mau terus jalan sebagai blogger, kamu harus setidaknya ada rasa narsis atau ingin menunjukkan diri. Sementara saya kini kadang udah nggak ada maupun kepikiran menunjukkan diri (dari tulisan) lagi.
Padahal, ngeblog adalah salah satu cara yang baik untuk channeling rasa ingin bercerita sebagai seorang wanita. Apalagi jika kamu tak memiliki ruang untuk bisa bercerita. Ya, sebagai seorang wanita atau istri, kamu ada kebutuhan untuk bercerita lho. Ini disebutkan di salah satu kajian dr. Aisyah Dahlan.
Blogging juga sebuah media untuk syiar atau menyebarkan kebaikan. Sayang bukan kalau tidak dimanfaatkan?
Awal tahun padahal, ketika kesibukan tinggi saya ditagih tagihan bayar domain dan hosting. Saat itu saya ngga sama sekali deh sempat mikirin ngeblog, kecuali ngurusin program tahunan blogging komunitas aja. Saya memang bayar perpanjangan hosting dan domain padahal dalam pikiran saya, saya belum terbayang mau ngeblog apa ke depannya. Nyawa ngeblog saya nggak tahu kemana waktu itu.
Ya ternyata memang butuh waktu dan usaha untuk mengembalikan semangat ngeblog lagi. Saya berusaha mencari motivasi ngeblog saya. Ini cara-caranya:
Ya sudah, menulis sajalah. Beberapa kali, walaupun keinginan menulis saya ‘B’ saja alias biasa, bahkan males, saya sering jauh lebih lega memaksakan diri ngeblog dibandingkan tidak. Ini karena setiap kali menerbitkan tulisan blog sebenarnya bagai menelurkan karya. Juga saya telah berekspresi.
Karena saya mengikuti beberapa komunitas blogging, beberapa kegiatannya ya menyetorkan tulisan. Akhirnya ya saya menulis blog sajalah. Menulis yang memang ingin saya tulis memang harus didalami dan dicari dulu. Tidak sekedar menulis karena dirasa ‘harus’ menulis topik itu. Menulis yang kita suka memang lebih effortless.
Seorang blogger yang cukup sering menang lomba blog, Mbak Novarty menelurkan buku Blogging For Moms yang bisa jadi panduan untuk ibu-ibu yang ingin dan mau konsisten ngeblog. Terasa dari tulisannya, Mbak Novarty memiliki semangat menggebu-gebu dalam ngeblog.
Ya sepertinya saya juga melihat diri saya di diri Mbak Novarty waktu saya mulai ngeblog lagi tahun 2020. Juggling antara passion ngeblog dan kehidupan sebagai IRT.
Ngga cuma dari memulai ngeblog, mengelolanya dan menunjukkan secara teknis tentang blogging, Mbak Novarty mengatakan di bukunya bahwa penting untuk kita mengingat mood booster kita dalam ngeblog. Oh ya! Benar Mbak, saya ingin membeberkan kembali mood booster saya dalam ngeblog, walau mungkin saya sudah beberapa kali sebutkan di blog ini:
Seorang mom blogger beda dengan blogger lainnya. Karena kami merelakan beberapa jam untuk aktivitas me-time dan bisa hingga begadang demi meluncurkan tulisan. Motivasinya memang berbeda-beda. Tapi menurut saya sih, selama ngga oversharing menulis, membahagiakan si Ibu juga tidak menelantarkan kewajiban sebagai ibu dan istri, ngga masalah.
Selain dari buku blogging, saya juga sampai mendengarkan ulang webinar blogging yang pernah saya tahu sebelumnya. Juga membaca blog senior yang mengerti soal fase blogger yang saya alami.
Kebetulan, habis lebaran ada acara halal bihalal MGN di Depok. Saya bisa ketemuan dengan mamah-mamah alumni yang juga blogger. Ternyata penting bertemu dan merasakan vibes dari mamah-mamah yang bersemangat lainnya.
Saya berkesempatan bertanya pada salah seorang mom blogger yang konsisten banget nulis, Teh Dewi. Hampir tiap hari dia menulis. Sayapun bertanya kebiasaannya menulis setiap hari.
Memang, setiap ibu berbeda ritme hariannya. Karena sesaat sebelum meet-up ini saya sengaja menulis blog, saya jadi ingin menjadwalkan ngeblog setiap pagi. Sepertinya saya butuh memiliki me-time sebelum seharian mengerahkan tenaga sebagai IRT, freelancer dan homeschooler.
Aneh ya, karena biasanya blogger membutuhkan komunitas untuk terus konsisten. Namun sepertinya saya justru harus melepaskan diri sejenak. Merenungkan diri saya tanpa komunitas yang sering saya urus. Memperbanyak aktivitas ngeblog untuk diri sendiri dibandingkan untuk komunitas.
Ternyata, saya bersemangat dari situ. Memikirkan diri saya sebagai blogger individual yang unik dan mandiri. Mungkin memang dari segala kesibukan awal tahun yang banyak ini membuat saya sulit melihat diri saya sebagai blogger yang berdiri sendiri. Menulis untuk diri sendiri dan memandang ke depan secara independen.
Bukannya saya ngga care dengan komunitas yang saya urus, tapi saya harus memberikan perhatian pada diri saya sebagai blogger terlepas komunitas.
Sangat mungkin mood ngeblog saya hilang karena saya nggak sempat keluar sejenak dari kesibukan aktivitas saya yang lain. Nggak cuma keluar refreshing, tapi juga ketemu orang-orang yang sevibrasi. Karena dari semua usaha mengembalikan mood, yang berpengaruh paling besar adalah ketemu dengan sesama blogger.
Tak apalah sedikit mundur untuk insya Allah melesat maju ke depan. Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membaca tulisan ini ya.
Pengalaman Unik dan Berkesan Saat Jepret Foto - Tadinya saya menulis ini demi memenuhi tantangan…
2024 Dalam Tulisan Blog - Ngga kerasa sudah di penghujung tahun. Seharusnya kalau liat ritme…
Buku-Buku yang Dibaca Tahun 2024 - Saat tulisan ini naik, 2024 sudah menuju akhir. Setelah…
Foto Hitam Putih dan Keseruannya - Untuk tantangan blogging Mamah Gajah Ngeblog terakhir tahun 2024…
Menggunakan Mind Mapping untuk Mencari Ide - Beberapa bulan ini saya dan si kecil menerapkan…
Tips Menentukan Nama Blog - Apakah kamu mau bikin blog tapi bingung mau menamakannya apa?…
This website uses cookies.
View Comments
Setujuuuuu yg terakhir. Terkadang kita bisa semakin rajin menulis di BLOG karena ketemu atau dekat dengan teman2 sesama hobi menulis. Beberapa kali jumpa bloggers, dan aku selalu happy setelahnya, semangat nulis juga semakin menggebu. Setidaknya menceritakan saat ketemu dengan si A, B atau C
Aku pribadi memang belum di fase bosan ngeblog mba. Apa krn menulis udah aku lakuin sejak SD, dari buku harian, sampe akhirnya pindah ke blog. Dari tulisan curhat, sampai skr jadi niche traveling dan kuliner.
Apalagi setiap kali jenuh, stress, obat ku pasti menulis. Udah kayak terapi.
Tapi anehnya memang di blog aja. Kalo utk update di medsos, nah itu baru naik turun moodnya . Kadang lagi rajin bisa 2Hari sekali update. Kalo lagi bad mood, kadang sampe berbulan2 juga ga kubuka .
Kalo kata temenku, aku ga terlalu rutin nulis di medsos trutama IG krn ada batasan tulisan. Sementara aku suka nulis yg panjang. Makanya blog lebih sesuai.
Semoga mba Andin jadi semakin semangat lagi ngeblognya yaaa