Pentingnya Skincare Untuk IRT (Seperti Saya) – Merawat kulit adalah esensial untuk wanita. Makanya mendengar istilah ‘skincare’ jadi hal yang lumrah dikaitkan dengan sosok perempuan. Padahal pria juga punya produk skincare. Skincare adalah bentuk perawatan kulit yang biasanya diasosiasikan dengan produk. Padahal sih merawat kulit tidak melulu harus memakai produk.
Saya sendiri belum lama banget kok memahami produk-produk skincare. Ya, just a bit sih.
Perawatan kulit kerap kali jadi perhatian saya sejak masih remaja. Dulu saya suka kesal sendiri melihat jerawat tiba-tiba muncul di kulit saya yang berminyak. Ternyata saya salah memilih facial wash. Seandainya saya tahu ada serum untuk masa pubertas.
Namun hanya sebatas itulah yang saya tahu mengenai merawat kulit, selain dari facial scrub dan bedak muka (namun bedak juga masuknya kosmetik ya). Itu sampai saya kerja kantoran dan bahkan melahirkan anak saya, ilmu skincare saya segitu aja. Paling-paling jaman mau menikah facial di salon. Yah sebatas itu tok.
Dulu waktu kenalan saya menjelaskan urutan memakai skincare, sayapun berpikir, “Aih ribet banget! Siapa yang punya waktu (udah keburu sibuk sama errands sebagai IRT)?”
Beruntunglah profesi saya yang menjadi blogger mengenalkan saya pada produk-produk skincare. Awalnya saya cuma membaca dan mengomentari review-review teman-teman blogger.
Berbagai istilah kimiawi yang asing buat saya jadi santapan. Karena saya seriiing banget melakukan blogwalking sampai saya ‘kenyang’ membaca tulisan bersponsor tentang brand ini-itu hingga saya kesampaian mereview sendiri salah satu produk itu. Saya mencoba langsung dan merasakan khasiatnya (maaf jadi agak promosi).
Saya bersyukur banget ya karena mungkin itu jalannya saya akhirnya memakai skincare. Karena proses itu dan khasiatnya menumbuhkan self-esteem pula (karena kulit jadi lebih sehat dan glowing). Belum lagi tampilan menarik penting juga untuk dilihat suami.
Mengenal sunscreen alias tabir surya itu ketika saya baru kerja. Kakak saya menyarankan pakai sunscreen dengan Sun Protection Factor (SPF) tinggi untuk berenang. Waktu saya pakai, saya tidak suka dengan tekstur lengketnya. Demi tidak ‘gosong’ habis berenang saya coba pakai. Tapi kalau tidak berenang, saya ogah pakai.
Pembicaraan dengan teman-teman sejurusan di grup chat buat saya belajar bahwa pakai sunscreen di umur 30an itu penting banget. Bahkan buat Ibu rumah tangga yang cuma di rumah aja. Harus tetap pakai tabir surya dengan SPF rendah.
Tapi saya baru bisa mengaplikasikan mungkin setahunan setelahnya (lama banget ya). Nah itu setelah saya coba pakai, memang ngaruh banget. Muka saya nggak kusem lagi (bukan kusam ya, kusem!) I’m really happy dengan hasilnya.
Sinar matahari itu masuk ke rumah juga dan bisa kena kulit kita. And that’s why saya rajin pakai sunscreen sekarang. Karena ingin kulit cerah dan terlindungi.
Sejujurnya, memakai skincare sehari-hari bukannya tanpa pantangan. Seringkali saya pakai di sela-sela kegiatan mengurus anak dan homeschooling (karena jadwalnya pagi). Karena rempongnya, kadang saya suka kelupaan melanjutkan rangkaian skincare. Jadi cuma memakai toner, serum dan lalu mungkin kelupaan selanjutnya. Karena begitu banyak kegiatan, hahaha.
Kalau repot kenapa dilakukan? Karena selain untuk perawatan, melakukan skincare adalah bentuk menyayangi diri saya sendiri alias kegiatan me-time sebelum saya mengerjakan banyak hal hari itu. As you know, Ibu rumah tangga yang sehari-hari juga bekerja sebagai freelancer plus plus yang lain itu banyak kegiatan.
Merasakan produk-produk itu ‘mengademi’ kulit itu buat mood saya naik. Seenggaknya saya sudah membahagiakan diri dengan memperhatikan kulit wajah sebelum melakukan apa-apa. That’s how I appreciate and love myself, salah satunya.
Namun kenapa saya melakukannya selanjutnya tentu biar penampilan semakin bersih dan ‘enak dilihat’. Karena kulit yang bersih dan glowing, hampir mirip artis Korea, itu idaman. Bisa juga membuat suami betah berlama-lama melihat.
Jadi, pertama untuk diri sendiri. Kedua untuk orang lain.
Itu yang menjadi kendala saya dulu yang masih menghemat budget. Nggak baik juga belanja skincare lalu nggak bisa makan, naudzubillah min dzalik.
Well, sebenarnya skincare tidak melulu mahal. Sunscreen pertama yang saya beli itu produk yang dikenal untuk hijaber. Teksturnya adem dan tidak lengket, murah pula di kantong. Ada serum wajah versi traveler dengan volume 7,5 gram. Yah pintar-pintar juga sih melihat harga miring dimana-mana.
Saya bukan beauty blogger, tapi saya suka dengan rangkaian skincare. Kenapa juga saya menulis topik ini, karena adalah topik Nulis Kompakan Mamah Gajah Ngeblog bulan September. Tapi saya harap Ibu-ibu lain yang membaca juga mendapatkan manfaat. Lebih banyak informasi tentang kesehatan, bisa baca di blog dokter anak ini.
Terima kasih ya sudah membaca. Please do berbagi pendapatnya di kolom komentar.
Pengalaman Unik dan Berkesan Saat Jepret Foto - Tadinya saya menulis ini demi memenuhi tantangan…
2024 Dalam Tulisan Blog - Ngga kerasa sudah di penghujung tahun. Seharusnya kalau liat ritme…
Buku-Buku yang Dibaca Tahun 2024 - Saat tulisan ini naik, 2024 sudah menuju akhir. Setelah…
Foto Hitam Putih dan Keseruannya - Untuk tantangan blogging Mamah Gajah Ngeblog terakhir tahun 2024…
Menggunakan Mind Mapping untuk Mencari Ide - Beberapa bulan ini saya dan si kecil menerapkan…
Tips Menentukan Nama Blog - Apakah kamu mau bikin blog tapi bingung mau menamakannya apa?…
This website uses cookies.
View Comments
Dulu aku ga tau bedanya skincare dan kosmetik dan merasa semuanya itu mahal. Belakangan jadi ngerti bedanya dan yang mahal itu adalah kalau dibeli tapi gak dipakai hehehe. Makanya skrg jadi mengerti kalaupun nggak ke salon buat perawatan, kita bisa melakukannya sendiri di rumah setiap hari. Terutama bagian membersihkan dan memakai pelindung kulit seperti sunscreen ya. Eh tapi aku sendiir nggak makai sunscreen secara rutin sih, masih terlalu malas buat makai sunscreen doang. Biasanya aku cari moisturizer yang ada spf nya aja sih kalau buat dipakai setiap hari.
Kalau lihat urutan penggunaan skincare yang berlangkah-langkah itu, memang jadi males duluan siih, apalagi kalau tidak perlu ada pihak lain (suami) yang perlu ‘dimanjakan pandangannya’. Tapi jadi kesentil lah sama quotes ala-ala, bahwa merawat kulit itu adalah sarana mengapresiasi diri sendiri juga menyukuri pemberian Allah ini. Terima kasih insight-nya, Teh Andina.
Kayaknya, umumnya perempuan pakai skincare dimulai karena ada kebutuhan atau banyak mendapatkan asupan informasi soal skincare, ya. Padahal, skincare tetap diperlukan tanpa perlu menunggu masalah kulit muncul terlebih dahulu (kan mencegah lebih baik daripada mengobati). Semoga anak-anak perempuan jaman sekarang sudah lebih melek informasi soal skincare karena review dari influencer ada di mana-mana. Soalnya, setuju sama teh Andin, skincare itu bermanfaat selain untuk membuat kulit sehat, juga meningkatkan kepercayaan diri.
Sejujurnya sedang tidak memikirkan skin care. Karena kulit aku rasanya nggak bermasalah plus sedang nggak ada budget juga. Tapi kalau dipikir pikir mungkin aku aja yang kurang care ya. Jangan jangan sebetulnya masalah kulit aku banyak. Tapi karena nggak mau nambah pikiran aku kesampingkan. Haha. Masalah skin care memang bagian makenya sih heu. Semua memang tergantung pada niat dan tekad. Heu.
Tunggu, tunggu, ... Mah Andina, apa bedanya "kusem" dengan "kusam"? Ehehehe. Kirain sama saja lho.
***
Btw skincare paginya Mah Andina cukup banyak ya, saya hanya di step 1,4,5, dan 7. Dan setuju sekali, sunscreen is a must. Apalagi setelah membaca obrolan para Mamahs MGN di group, yang bilang bahwa even laptop pun ada pancaran UV-nya, wadawww, wajib banget lah pake meskipun sedang di rumah saja.
***
Juga setuju sekali, bahwa apply skincare adalah wujud self-love. :)
Dulu kalo mamaku ga cekokin anaknya ttg pentingnya pakai skincare, mungkin aku ga bakal sedisiplin ini pakai step2 skincare mba . Dari SMP udah diwanti2 dan dibiasakan selalu utk bersihin wajah, pakai susu pembersih dan toner, juga moisturizer. Sayangnya sunscreen belum begitu kedengaran zaman aku sekolah. Makanya baru mulai rutin pake pas kerja. Agak telat sih, jadi udah telanjur ada beberapa darkspot. Cuma GPP, Krn toh bisa dipudarkan dengan serum tertentu.
Kalo skr, jangan tanya, aku bener2 ga akan bisa tidur tanpa ngelakuin ritual skincare . Dari double cleansing, pakai toner, essence, serum, eye serum, retinol (malam) , moisturizer, serum bulumata (malam), sleeping mask (malam 2x seminggu), sunscreen (pagi dan siang).
Saking udah seringnya ya, jadi kayak robot, udah apal sendiri tangan dan jadwalnya . Dan berasa bangetttt ga enak kalo sampe skip. Buatku skincare utk bahagiain diri sendiri dulu. Kan seneng Yaa kalo liat muka terawat. Kedua baru utk suami . Aku juga sadar aja, suami kan ngabisin waktu paling banyak ya dikantor. Berhubung pernah sekantor Ama dia, tau banget seperti Ama staff2 cewenya . Jangan sampe kalah lah, masa pulang ke rumah disambut dengan muka kusem istri