Pengalaman Melakukan Qur’an Journaling

quran-journaling-adalah.jpg

Pengalaman Melakukan Qur’an Journaling – Akhir tahun lalu, saya memulai journaling. Tidak sekedar menulis jurnal, tapi Qur’an journaling. Tujuan menulis ini memang demi mengaitkan segala hal yang saya tulis dengan ayat suci Al Qur’an. Jujur memang kala itu saya butuh sekali berpegang teguh pada-Nya.

Di luar dugaan, memang pengaruhnya cukup baik. Karena daripada saya galau ngga jelas, lebih baik saya mengalihkan fokus ke ayat-ayat yang diturunkan-Nya. Yang sudah pasti baik untuk saya dan kebaikan manusia. 

Kenapa Qur’an Journaling

Qur’an Journaling memang bukan cuma untuk menuliskan uneg-uneg. Bukan cuma menulis ‘dear diary…’ dan menuliskan kegundahan. Tapi juga mengaitkan atau menuliskan isi ayat yang berhubungan. 

Tujuannya sudah tentu demi lebih mendekatkan diri kepada-Nya. Tidak sekedar bergalau-galau. Tidak sekedar menuturkan kata. Tapi membubuhkan juga ayat Al Qur’an dan maknanya.

Saya melakukan Qur’an journaling karena saya merasa ingin menulis dalam kondisi privat. Karena sebelumnya saya menulis di blog mengenai topik yang mirip dengan ini. Tapi kemudian saya merasa tidak nyaman menulis di ranah publik juga merasa ilmu agama saya masih cetek. Sehngga kemudian saya putuskan untuk menulis di jurnal dan menulis ayat yang berhubungan dengan yang saya mau tulis.

Bagaimana Memulai Qur’an Journaling

Memulainya sudah tentu kita memiliki media menulis. Sebenarnya media menulis ini bebas dipilih penulis sesuai kenyamanan dan kesukaannya. Asal jangan juga mencari buku yang kemasannya tidak selaras dengan kesucian kitab Al Qur’an.

Dulu saya sempat berpikir melakukan Qur’an Journaling harus hafal ayat-ayat dan fasih isi Al Qur’an. Tapi ternyata tidak melulu demikian. Justru ketika saya memulai, sayalah yang mencari ayat-ayat yang berhubungan dengan hal yang ingin saya tulis. Kita bisa mencari langsung di indeks Al Qur’an ataupun dari dunia maya (tentunya dari sumber yang kita yakin kuat ya).

Jadi, yang pertama kita pastikan memiliki media menulis yang nyaman dan sesuai untuk kita. Saya memilih menulis di buku jurnal tanpa garis dan dengan kertas agak tebal (jadi kalau mau dihias dengan spidol kertasnya kuat). Tapi semua kembali ke penulis masing-masing bagaimana  maunya dan senyamannya saja.

Cara Melakukan Qur’an Journaling

Caranya tinggal menulis saja. Tulislah, mau ayatnya duluan yang ditulis atau pun tulisan dan bahasan yang kita mau tulis dulu baru ayatnya. Bebas. 

Tak perlu terlalu mengejar rasa perfeksionis atau ingin sempurna. Yang penting kita ada keinginan untuk merefleksikan dan merenung dari ayat yang berhubungan dengan tulisan kita.Insya Allah setelah menuliskan, mengalir juga hal-hal yang ingin kita tuliskan yang pastinya berhubungan dengan ayat tersebut. 

Saya sendiri biasanya sengaja menuliskan isi ayat dan keterangan suratnya dengan memberi highlight dengan spidol berwarna di kata-kata yang paling mengena di ayat itu juga di nama surat dan ayatnya. Ini agar kita mengingat bagian mana dari ayat itu yang paling sesuai dan pas dengan hal yang kita tulis. Jika kita mau lebih menghias lagi bisa saja, namun tetap sih menurut saya harus dihias dengan tastefully sesuai dengan nafas Al Qur’an.

Saya tidak menulis setiap hari. Karena kesibukan pula dan jika tidak tahu apa yang mau ditulis jadinya kurang oke efeknya. Justru ketika saya sedang punya kegundahan atau kecemasan tertentu, barulah saya memilih menulis Qur’an Journaling

Sayangnya beberapa kali niatannya ada tapi saya sudah keburu kelelahan. Ini karena saya baru bisa menulis larut malam. Kadang sih saya paksakan tapi jadinya menulisnya tidak begitu panjang (sebenarnya nggak apa juga sih). 

Meskipun begitu baik juga ketika kita menulis pagi hari atau kala senggang dimana tidak ada banyak distraksi atau gangguan. Kenapa? Karena sudah tentu kita akan kurang konsentrasi dan kurang menyelami ayat yang kita mau bahas di jurnal.

Efek Qur’an Journaling

Beberapa kali saya melakukan Qur’an Journaling, efeknya memang subtle alias halus. Tidak tampak tapi dirasa dalam batin. Dalam artian efeknya jadi melembutkan hati. Juga pikiran terasa sedikit lebih ringan dan plong. 

Mungkin karena kita sudah mengacu pada buku panduan dari-Nya, Al-Qur’an yang berasal dari Yang Maha Kuasa dan Yang Maha Mengetahui. Kita yakin bahwa ayat dari-Nya yang sebenar-benarnya dan sebaik-baiknya diikuti. Insya Allah semua yang dituliskan demi kebaikan kita, umat-Nya.

Tentunya efek dari Qur’an journaling adalah lebih terasa dekat dan terkoneksi dengan-Nya. Beda dengan menulis diari biasa karena kita seolah sedang berbicara dengan batin sendiri. Efek melakukan Qur’an journaling hati lebih lega dan insya Allah menerima atau ridha.

Penutup

Melakukan Qur’an journaling terbukti bermanfaat dan merupakan wadah untuk mengkoneksikan diri kita pada-Nya melalui refleksi diri dan dari ayat Al-Qur’an. Tak ada salahnya melakukan ini secara rutin untuk membersihkan hati dan mencari ridha-Nya.

Semoga tulisan ini membawa manfaat ya.

1 thought on “Pengalaman Melakukan Qur’an Journaling”

  1. Aahhhh thank you mba Andin ❤️. Tadinya aku pikir quran jurnaling ini hanya menuliskan surah atau ayat yang sedang mba baca. Tp ternyata lebih deep dari itu. ❤️
    Belum pernah coba cara ini. Selama ini tidak kali galau, sedih, yg aku lakuin LBH ke zikir yg menguatkan hati.
    Dengan menulis jurnal dari ayat2 Alquran yg mungkin relate dengan gundah kita, seharusnya memang lebih membuat hati plong dan lembut ❤️

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!
Scroll to Top