Memanfaatkan Yummy App Untuk Belajar Food Photography – Dari jaman kuliah, saya senang dengan foto. Salah satu kegemaran selain menulis, yaitu memotret dan membingkai momen. Ternyata, hobby ini sejalan dengan kondisi, karena saat ini saya juga suka foto makanan dan foto produk. Kondisinya ketika pandemi pas karena saya tidak perlu kemana-mana.
Alhamdulillah, menyukai genre foto ini sejak ikut kelas foto tahun lalu. Genre ini menarik karena berbagai macam alasan. Tapi selanjutnya, kita bahas dulu ya apa itu food photography.
Food Photography adalah sebuah aliran fotografi yang menonjolkan keindahan makanan. Biasanya hasil foto dimanfaatkan untuk menjual makanan tersebut maupun jasa foto makanan. Ia bisa dipakai juga untuk menu makanan dan foto promosi.
Kini, ilmu food photography juga dibutuhkan jika kamu seorang influencer dan pembuat konten. Karena seorang influencer erat kaitannya dengan brand yang ingin mempromosikan produknya. Juga pembuat konten kuliner khususnya butuh tahu cara memotret makanan dengan cantik.
Mungkin ada yang bertanya-tanya, buat apa belajar food photography. Jawabannya sebenarnya beragam, dan tentu semua tergantung kebutuhan.
Jika kamu bukan seseorang yang suka foto, bukan seorang influencer (termasuk blogger), dan tidak punya bisnis makanan, mungkin akan bertanya-tanya buat apa belajar foto makanan? Tapi tentu kamu punya kenalan, tetangga, saudara maupun teman yang punya usaha makanan. Iya, nggak?
Nah, kalau kamu care sama kenalan/kerabatmu itu, tentu kamu ingin usahanya laris, yang sudah tentu sangat dibutuhkan di era pandemi ini. Kamu bisa coba membeli makanan mereka dan kemudian mempraktekkan teknik food photography, juga memamerkannya di sosmed sebagai upaya promosi. Kenalan/kerabatmu pasti menghargai usahamu itu.
Selain dari membantu orang, belajar food photography mengasah ilmu foto juga estetika. Bagaimana menonjolkan sisi terbaik makanan, bagaimana memanfaatkan cahaya dan properti, dan sebagainya.
Kamu juga bisa menjadikan ini sebagai lahan bisnis, sebagai usaha mendapatkan penghasilan. Meskipun saya sendiri baru mempraktekkan food photography ketika menulis artikel blog bersponsor dan mendapat endorsement, saya menganggap ilmu ini memberikan nilai lebih untuk diri saya sebagai bloger dan content creator.
Bagaimana? Nggak ecek-ecek juga ya, belajar food photography itu?
Jika kamu memiliki ketertarikan akan kuliner dan food photography, tak ada salahnya mempelajarinya. Seperti yang pernah saya tulis disini, tips belajar food photography diantaranya:
Memanfaatkan Sinar Matahari
Untuk pemula, kita bisa memanfaatkan cahaya dari Ilahi yang berlimpah sebagai lighting. Kita bisa gunakan spot di sebelah jendela saat matahari bersinar terang, maupun sisi rumah lain yang banyak kena cahaya.
Belajar Sudut Pandang, Komposisi dan Warna
Setiap makanan memiliki karakteristik tersendiri. Tiap makanan pula memiliki sisi terbaik untuk difoto. Pelajari setiap sudut pandang sehingga foto makanan terlihat maksimal.
Begitu juga dengan komposisi dalam foto. Aturlah objek dalam frame agar terlihat harmonis dan pas.
Sedangkan untuk warna juga harus diperhatikan, karena dapat mempengaruhi siapapun yang melihat. Foto makanan juga perlu pemilihan warna, agar makanan terlihat makin menawan dan selaras secara keseluruhan.
Manfaatkan Properti Yang Ada
Sebenarnya dalam belajar food photography tidak melulu harus memborong peralatan mahal. Kita bisa memanfaatkan yang ada, seperti smartphone dan properti yang sudah kita punya. Contohnya, peralatan makan, bahan makanan dan alas foto berupa meja maupun taplak yang kita sudah punya.
Mengenal Makanan dan Dunia Memasak
Hal yang juga saya suka dari food photography, adalah fotografer setidaknya harus mengetahui kuliner dan dunia memasak. Hal ini karena dalam membuat makanan terlihat menarik, diantaranya karena mengenal bahan-bahan yang digunakan dan cara memasaknya. Tentu tidak semua fotografer menguasai ini.
Banyak Latihan
Kita tidak bisa hanya berdiam diri tanpa praktek dalam mempelajari food photography. Sebaiknya, perbanyaklah latihan foto. Karena dengan demikian, skill lebih terasah dan tentunya kita bisa memiliki banyak contoh foto makanan.
Perbanyak Referensi
Tak cukup dengan skill dan teknis, kita pun harus memperluas wawasan dan memperbanyak referensi. Apalagi ketika pengetahuan masih minim, maka lebih baik kita banyak browsing contoh foto makanan yang berkualitas. Dengan begini, kita bisa mengambil contoh dan mempraktekkan dengan gaya dan produk kita sendiri.
Sebenarnya referensi banyak terdapat di internet dan social media. Namun resource yang juga penting adalah dari penyedia resep makanan. Karena seperti salah satu poin di atas, pengetahuan akan makanan dan memasak juga mendukung keberhasilan hasil food photography.
Salah satu penyedia resep makanan yang cukup lengkap adalah Yummy App. Tidak sekedar menyediakan resep makanan, ia juga memiliki fitur lain yang memperkaya pengalaman kita menelusuri ragam masakan.
Lengkapnya aku bahas di bawah ini:
Adalah aplikasi resep makanan, Yummy App sendiri memiliki perkembangan sejak pertama diluncurkan tahun 2016 berupa konten di media sosial. Baru di tahun 2019, aplikasinya dibuat demi lebih menjangkau dan membantu pengunjung.
Berdiri pada tahun 2016, Yummy adalah multi-platform food-focused media digital yang membahas mengenai resep, tutorial, dan tips memasak yang berada dibawah naungan IDN Media. Setelah sukses dengan konten di social media pada Facebook “Yummy Indonesia” dan Instagram @yummy.idn, tahun 2019 ini kami mencoba lebih dekat dan membantu para audience kami dengan meluncurkan Yummy App.
situs Yummy App
Menurut saya dari segi nama, sekilas Yummy App terasa seperti platform dari luar negri. Saya suka kecele, karena saya pikir isinya resep masakan luar negri saja. Ternyata resep masakan lokal juga melimpah, lho.
Untuk mendapatkan aplikasi Yummy App, cukup mengunduhnya gratis melalui App Store atau Google Play Store.
Yuk, baca ulasan saya tentang Yummy App:
Dengan latar belakang aplikasi berwarna putih dan aksen warna oranye kunyit, tampilan Yummy App terlihat sederhana dan dapat menjangkau segala kalangan. Tidak terlalu mewah maupun terlalu minimalis. Dengan tampilan sederhana ini juga, buat ibu-ibu yang nggak mau ribet jadi lebih mudah menelusurinya.
Di dalam tiap resep di bagian teratas ada tampilan tutorial video, keterangan porsi, durasi masak, budget dan bahan-bahan, serta tahap memasak resep dalam beberapa foto. Jadi, sepertinya sulit bagi pengunjung untuk tidak paham dengan cara memasak suatu resep.
Saya suka bagaimana Yummy App menyediakan opsi tutorial video, teks maupun foto. Sehingga pengunjung bisa memahami resep sesuai dengan media yang memberikan kenyamanan user-nya masing-masing.
Dari tampilan layar handphone Android saya, di bagian bawah tersedia 5 tombol; Home, Tulis Resep, Masak, Notifikasi dan Akun. Mudah untuk memakainya, karena tombol-tombol ini cukup mewakili tujuan masing-masing.
Bagian paling pertama yang mencolok dari halaman utama Yummy App adalah bagaimana aplikasi ini menyapa kita dengan sebutan ‘Chef’. Jadi, kalau membacanya jadi agak merasa ‘diawang-awang’ karena tersipu disapa dengan sebutan ‘Chef’.
Tapi sebelum masuk ke halaman utama, kita disuguhkan dengan games undian mingguan. Sedikit unik dengan games ini karena kita harus mengetik kata ‘Mau’ di bar bawah roda hadiah, lalu klik tombol putar. Setelah roda hadiah terputar dan berhenti di hadiah yang kita dapat dari sesi putar roda, kita klik lagi tombol ‘kirim’ di sebelah teks otomatis berisi undian dan hadiah yang didapat.
Berbagai segmen di dalam halaman utama dari bagian paling atas: kolom pencarian resep, yang jika kita klik akan langsung menuju bar kosong dengan bawahnya ada pencarian populer dan pencarian terakhir, di bawahnya ada kategori masakan sesuai dengan tipenya (makanan pembuka, makanan utama, makanan penutup, hingga Yummy tips dan bahan dasar).
Di samping kolom pencarian ada ikon pundi uang. Ternyata ketika di klik berisi informasi Redeem Yummy Point. Untuk mendapatkan Yummy Point, kita bisa menyetor resep masakan dan mendapatkan penghasilan dengan mengumpulkan poin-poin. Menarik, ya!
Bagian yang cukup menarik perhatian, dibawah kolom pencarian ada kolom Trending. Biasanya kata trending dimaksudkan menyoroti subjek yang sedang populer atau gemar dicari orang. Ini menarik sekali, karena saya jadi tahu kuliner apa yang sedang banyak ditelusuri orang. Ketika diklik akan terlihat foto full screen resep masakan beserta informasi rating, porsi, lama membuatnya dan informasi budget. Ada bar garis-garis terputus yang umum kita lihat di social media story. Bikin pengen buat resepnya, deh.
Di bawah kolom trending, ada event dan promosi yang berisi kumpulan banner menarik tentang acara-acara yang sedang berlangsung dan promosi yang pengunjung bisa ikuti. Semua terlihat menggiurkan untuk dicoba dan dibaca.
Ingin mengikuti akun-akun kuliner? Yummy App merekomendasikan akun-akun kuliner yang bisa kita follow dalam Yummy App. Jadi kita dapat kategori khusus jika kita ngefans dengan satu brand atau satu nama Chef populer.
Di bawah akun official, tersedia berbagai pilihan masakan sesuai kategori yang berganti selama kurun waktu tertentu, Saat saya mengulas aplikasi ini tersedia pilihan masakan Jelajah Nusantara, Resep Ide Jualan Dijamin Laku, Sajian Sehat Ala Yummy! dan Rekomendasi. Aduh, sampai bingung mau menelusuri yang mana duluan.
Oh ya, ada juga bar pop-up berwarna oranye yang menunjukkan pilihan makanan untuk meningkatkan imun. Komplit, plit!
Menjadi ‘kamus’ resep masakan, Yummy App terasa kaya fitur karena tidak hanya menyediakan resep lengkap dengan tutorial video maupun foto. Ia juga membuat kategori-kategori lain yang menarik, seperti Trending, Pilihan makanan sesuai kategori tertentu dari makanan lokal, makanan populer sampai makanan untuk meningkatkan imunitas yang pas di era pandemi ini.
Fitur-fitur lainnya pun mengajak pengunjung berinteraksi, seperti Fitur Masak yang menyesuaikan dengan bahan yang ada, Fitur budget untuk memasak sesuai isi dompet, fitur undian games, fitur resep dimana kita bisa menyetor resep masakan sendiri. Jika resep masakan kita dipublikasikan, kita mendapat 100 Yummy Point yang dapat disamakan dengan Rp 10.000. Hmmm, makin memotivasi buat upload resep, nih!
Menurut saya, versi aplikasi Yummy App ini jelas lebih stabil dan ringan daripada versi Yummy App setahun lalu, dimana saya sampai uninstall App ini karena sering hang dan berat diakses. Good job buat developer aplikasinya! Kejar kesederhanaan untuk hasil maksimal.
Rasanya saya perlu lebih banyak baca resep-resep di dalamnya, karena masih belum puas.
Dari semua fitur ini, bagaimana Yummy App dapat membantu kita belajar food photography? Wah, ada banyak sekali fitur yang membantu kita fotografer amatir ini. Yang paling utama adalah ide makanan yang bisa kita foto. Ada berbagai resep masakan tersedia berdasarkan kategori, tinggal bebas kita pilih yang mana yang cocok. Dari setiap resep masakan ada preview foto makanan yang dapat juga kita anggap sebagai referensi foto.
Selain itu, sebagai bantuan ide properti foto, kita bisa mengetahui bahan-bahan apa saja yang digunakan dalam resep masakan di Yummy App. Ini mempermudah pekerjaan pemotret karena tinggal padu padan properti bahan makanan dan alas foto saja.
Khawatir masakan yang kita mau foto berbiaya besar? Manfaatkan fitur filter resep masakan berdasarkan budget. Dengan catatan kita memasak sendiri makanan tersebut, kita bisa lebih hemat biaya. Maklum, food photography bisa butuh banyak pengeluaran dari properti foto, peralatan dan makanannya. Foto senang, kantong ringan.
Untuk mengatur besarnya porsi masakan juga bisa memanfaatkan fitur filter resep masakan berdasarkan porsi. Karena seharusnya porsi makanan dalam food photography difoto dalam porsi sedikit. Bisa hemat energi untuk memasak sesuai yang dibutuhkan saja.
Kitapun bisa estimasi waktu lebih tepat karena tahu lama memasak dari fitur filter resep masakan berdasarkan waktu. Time management-nya makin oke.
Malu rasanya cuap-cuap tanpa praktek. Maka saya mencoba mempraktekkan food photography dengan Yummy App. Saya mencoba foto resep masakan Cah Tahu Tauge. Membuatnya mudah, dan menurut keterangan aplikasi bisa dibuat dalam 20 menit dengan budget Rp 20.000 dan porsinya untuk 2 sampai 3 orang.
Begini foto behind the scene dan hasil fotonya:
Ketika anak saya sedang sibuk bermain dengan teman-temannya saat sore hari, saya manfaatkan dengan memfoto Cah Tahu Tauge yang sudah saya masak siang harinya. Lalu, saya tambahkan sedikit pemanis potongan cabai dan tauge di atas sajian.
Untuk foto behind the scene saya minta bantuan suami memfoto dari atas. Namun, sudut pandang dari atas tidak jadi saya pakai karena kurang memperlihatkan tekstur sajian masakan. Kebetulan sekali palet warna aksen merah cocok dengan properti yang saya gunakan.
Thanks, Yummy App! Saya jadi hemat waktu dan biaya latihan food photography karena bantuan Yummy App.
Belajar food photography tidak perlu muluk-muluk. Cukup temukan referensi yang pas, seperti Yummy App. Berbagai fitur di dalamnya mempermudah kita dalam belajar memotret makanan; fitur resep masakan berisi informasi bahan-bahan, porsi, budget dan waktu memasaknya.
Selamat mencoba! Jangan lupa download aplikasi Yummy App di ponselmu. Jika butuh sewaktu-waktu, referensi masakan ini ada di tangan. Semudah itu.
Pengalaman Unik dan Berkesan Saat Jepret Foto - Tadinya saya menulis ini demi memenuhi tantangan…
2024 Dalam Tulisan Blog - Ngga kerasa sudah di penghujung tahun. Seharusnya kalau liat ritme…
Buku-Buku yang Dibaca Tahun 2024 - Saat tulisan ini naik, 2024 sudah menuju akhir. Setelah…
Foto Hitam Putih dan Keseruannya - Untuk tantangan blogging Mamah Gajah Ngeblog terakhir tahun 2024…
Menggunakan Mind Mapping untuk Mencari Ide - Beberapa bulan ini saya dan si kecil menerapkan…
Tips Menentukan Nama Blog - Apakah kamu mau bikin blog tapi bingung mau menamakannya apa?…
This website uses cookies.
View Comments
Makasih tipsnya fotografinya ya mam. Untuk bisa lolos kurasi di Yummy App memang fotonya ngga boleh abal-abal. Minimal fotonya fokus dan enak dipandang.
Resep saya yangkut karena fotonya kurang bagus mbak, hehehe. Memang mestinya saya belajar food fotografi dari mbak dulu ya.
Wah, iya juga ya Mbak. Bisa banget belajar food photography dari Yammy app. Secara, gambar-gambarnya banyak yang bagus. Bisa jadi contoh buat belajar. Plus bikin ngiler, menggugah selera.
Asyik ya, Mbak kalau hasilnya bagus. Saya harus lebih banyak belajar fotographi. Seringkali gambar tak sesuai ekspektasi.
Yup
Sayangnya fotografi yang saya geluti seringnya yang non food
Ini sudah beberapa kali foto makanan dan kupajang di IG saja karena proses masaknya hampir enggak pernah saya simpan
Sekarang ada Yummy App jadi penasaran uprek dapur dan foto foto lagi
Ah, iya saya juga tertarik dengan food fotografi. Sebagian udah diualas di sini. Yummy App mempermudah Kita memasak. Cari resep pun lengkap di sini.
Tipsnya oke banget Mbak. Fotografi terlihat mudah, tapi setelah dijalani gak segampang itu. Hasil foto kadang gak sesuai. Perlu belajar lagi nih.
Yummy App keren banget ya Mbak? cari resep apa ajah mudah nih. Sebagian dah pernah kucoba nih resepnya.
Iya, bener sih di Yummy App, foto2 makanannya kece banget. Bisa belajar tentang tata letak, pencahayaan, pengaturan objek, dan sebagainya ya saat melihat foto2 di sana. Selain sebagai salah satu bentuk tempat mencari resep juga.
Inspiratif dirimu Mbak…ga cuma dapat resep tapi kita bisa juga belajarfood photography dari Yummy App. Ya ampun lengkap sekali berarti aplikasi ini ga cuma cari ide masak saja ternyata ya